Setiap umat muslim sangat dianjurkan untuk berlomba-lomba dalam melakukan amal kebajikan, apalagi jika amal kebajikan yang dilakukan bersifat abadi. Memiliki amal yang abadi dan pahalanya mengalir adalah harapan setiap mukmin yang sadar akan pentingnya amal di akhirat.
Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu menuturkan, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ
“Apabila manusia mati, amalnya terputus kecuali 3 amal, (salah satunya): sedekah jariyah…” (HR. Muslim 4310, Nasai 3666, dan yang lainnya)
Sedekah Jariyah yang dimaksud adalah amal yang manfaatnya diterus menerus.
Sebagian ulama memahami sedekah jariyah dengan wakaf. Imam An-Nawawi ketika menjelaskan hadis ini, beliau menuliskan,
وَكَذَلِكَ الصَّدَقَةُ الْجَارِيَةُ وَهِيَ الْوَقْفُ
“Demikian pula sedekah jariyah, yang itu merupakan wakaf.” (Syarh Shahih Muslim, 11/85)
Wakaf berbeda dengan sedakah biasa yang kita tahu pada umumnya. Sedekah dalam bentuk makanan yang kita berikan untuk seseorang, tidak bisa bertahan lama karena habis pakai. Begitu makanan ini selesai dikonsumsi, selasai. Bernilai sedekah, tapi manfaatnya tidak panjang.
Wakaf yang memiliki sifat kekal ini sangat membantu kita untuk bisa melakukan amal kebaikan walaupun kita sudah tiada. Oleh karena itu, yuk kita berlomba-lomba untuk berwakaf agar kita bisa memetiknya diakhirat kelak. aamiin.